INTERAKSIONISME SIMBOLIK KPI/2017/IAIN/SALATIGA



INTERAKSIONISME SIMBOLIK
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas makalah mata kuliah : Teori Komunikasi
Dosen Pengampu :
Dr. Mukti Ali, M.Hum.






Disusun oleh:
Muhammad Syahril (43010160010)


FAKULTAS DAKWAH
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2017


KATA PENGANTAR
            Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, yang berjudul: “Interaksionisme Simbolik.”.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umat dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yang diridhoi oleh Allah SWT yaitu dengan agama Islam.
Walaupun penulis sudah berupaya semaksimal mungkin, demi terselesainya makalah ini, penulis tetap menyadari bahwa kemampuan penulis jauh dari kesempurnaan, dan sudah pasti masih banyak kekurangannya. Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun semangat penulis yang sangat penulis harapkan.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.





                                                                                                                     Penulis





DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Interaksionisme Simbolik....................................................................
B.
Asumsi Dasar Teori Interaksi Simbolik................................................................
C. Konsep Pemikiran Interaksi Simbolik...................................................................
 BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masyarakat bukanlah sesuatu yang statis “di luar sana” yang selalu mempengaruhi dan membentuk diri kita, namun pada hakekatnya merupakan sebuah proses interaksi. Individu bukan hanya memiliki pikiran (mind), namun juga diri (self) yang bukan sebuah entitas psikologis, namun sebuah aspek dari proses sosial yang muncul dalam proses pengalaman dan aktivitas sosial. Selain itu, keseluruhan proses interaksi tersebut bersifat simbolik, di mana makna-makna dibentuk oleh akal budi manusia.

Interaksi manusia dimediasi oleh penggunaan simbol-simbol, oleh interpretasi, atau oleh penetapan makna dari tindakan orang lain. Mediasi ini ekuivalen dengan pelibatan proses interpretasi antara stimulus dan respon dalam kasus perilaku manusia. Pendekatan interaksionisme simbolik memberikan banyak penekanan pada individu yang aktif dan kreatif ketimbang pendekatan-pendekatan teoritis lainnya. Pendekatan interaksionisme simbolik berkembang dari sebuah perhatian ke arah dengan bahasa; namun Mead mengembangkan hal itu dalam arah yang berbeda dan cukup unik. Pendekatan interaksionisme simbolik menganggap bahwa segala sesuatu tersebut adalah virtual.







B.     Masalah
1.      Interaksionisme Simbolik
2.      Asumsi Dasar Teori Interaksi Simbolik
3.      Konsep Pemikiran Interaksi Simbolik
C.    Tujuan
1.      Mengetahui Interaksionisme Simbolik
2.      Mengetahui apa saja dasar teori interaksi simbolik
3.      Mengetahui konsep pemikiran interaksionisme simbolik






















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Interaksionisme Simbolik
            Interaksionisme Simbolik adalah cara kita menginterpretasikan dunia dalam artian bagaimana cara kita memandang dan mengartikan sesuatu hal yang biasanya bersifat umum ataupun khusus, teori ini di gunakan untuk mengacu konsep yang awalnya dikembangkan oleh Mead dan kemudian dilanjutkan oeleh Blummer. Teori ini melihat realitas sosial diciptakan manusia melalui interaksi interaksi, makna makana yang disampaikan secara simbolik. Symbol symbol ini tercipta dari esensi budaya diri manusia yang saling berhubungan. Interaksi simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang sudut manusia yang artinya, perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang terbentuk dan diatur  dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka

            Garna (1996:3) beberapa asumsi dan proporsi teori interaksi simbolik, yaitu :
1.      Manusia hidup dalam lingkungan symbol, yang memberikan tanggapan terhadap symbol itu sebagimana memberi tanggapan terhadap rangsang yang bersifat fisik
2.      Manuisa melalui symbol symbol itu memiliki kemampuan untuk merangsang orang lain dengan cara yang mungkin berbeda dari rangsangan yang diterima orang lain
3.      Manusia melalui relasi dan interaksi, tanda dan symbol itu dapat dipelajari akan arti secara nilai nilai yang terkandung di dalamnya, karena itu tindakan orang lain data dipelajari
4.      Symbol, tanda dan makna serta nilai nilai yang terkait dengannya bkan bagian bagian yang terpisah satu sama lainnya, tetapi dari makna satuan dapat menjadi satu keseluruhan
Proporsi paling mendasar dari interaksionisme simbolik adalah perilaku dan interaksi manusia itu dapat diperbedakan karena tampilan lewat symbol dan maknanya. Karakteristik dari teori interaksionisme simbolik adalah ditandai dengan hubungan yang terjadi antarindividu dalam mayarakat. Dengan demikian, individu yang berinteraksi dengan yang lain melalui komunikasi. Individu adalh symbol symbol yang berkembang melalui interaksi simbolik yang mereka citakan antarindividu.
Esensi interaksionisme simolik adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yani komunikasi atau pertukaran symbol yang diberi makna(Mulyana, 2001:68), symbol yang digunakan untuk komunikasi, dan pengaruh yang ditimbulkan penafsiran atas symbol symbol  ini tehadap perilaku pihak pihak yang terlibat dalam interaksi sosial. Interkasi simbolik ini terjadi dalam rangkaian peristiwa ang dilakukan oleh antarindividu. Interaksi ini belangsung secara sadar dan berkaitan  dengan gerak tubuh ,vocal, suara dan ekspresi tubuh, yang kesemuanya itu mempunyai maksud tertentu (Kuswarno, 2008:22)
Penelitian ini menggunakan perspektif interaksi simbolik dengan asumsi bahwa ibu atau ayah sebelah dan anak bertindak(berkomunikasi) di rumahnya melalui nilai nilai budaya yang ada dalam keluarga sebelah atas dasar pemaknaan atau penafsiran. Pemaknaan atau penafsiran tersebut diperoleh dari interaksi yang terjadi antara ibu dan ayah sebelah dan anak yang menggunakan symbol symbol yang mempresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi yaitu menciptakan iklim yang kondusif di rumah yang merupakan penafsiran dari symbol symbol perilaku phak pihak yang terlibat dalam interkasi sosial. Dalam hal ini interkasi dalam mendidik anak melalui penanaman nilai nilai budaya dalam keluarga sebelah kepada anak.
Mead (dalam,Meltzer,1974:8-11), menjelaskan bahwa :
“ kemampuan manusia untuk dapat merespons simbol symbol di antara mereka kerika berinteraksi, membawa penjelasan interaksionisme simbolik kepada penjelasan  tentang konsep diri (self)”. Mead menjelaskan bahwa secara sosial seorang dapat seseorang dapat melakukan  tindakan kepada dirinya sendiri, seperti kepada orang lain. Dia dapat meuji dirinya sendiri, menyalahkan dirinya, seperti juga kepada orang lain, dia sebagai dirinya sendiri dengan dirinya sendiri, menghukumi dirinya sendiri dengan dirinya sendiri dan seterusnya. Dengan kata lain, seseorang dapat dikatakan  menjadkikan dirinya sebagai objek tindakannya sendiri. Diri (self) terbentuk dengan cara yang sama, sebagai objek  melalui definisi yang dibuat bersama orang lain.
Teori interkasi interkasi simbolik Meda (Mulyana,2010:73-77) menunjukan bahwa arti manusia harus di pahami berdasarkan apa yang mereka lakukan. Konsep mendasarnya adalah tindakan sosial (sosial act) yang juga mempertimbangkan aspek tersembunyi perilaku manusia. Mead memulai telaahnya dengan tindakan individu yang dapat diamati. Pandanganya konseptualisasi perilaku lebih luas, termasuk aktivitas tersembunyi (cover activity). Dengan symbol symbol itu manusia mempresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berinteraksi dengan sesamanya, dan juga pengaruh yang ditimbulkan penafsiran atas symbol symbol ini terhadap perilaku pihak pihak yang terlibat dalam interaksi sosial.
B.     Asumsi Dasar Teori Interkasi Simbolik
Interkasi simbolik dapat dikatakan sebagai tubuh dari teori dan penelitian interaksi yang simbolis. Interkasionisme simbolik berawal dari pemikiran bebrapa tokoh, antara lain seperti William James, Charles Horton Cooley, John Dewey, James Mark Balduin, William I. Thomas, dan George Herbert Mead. Walaupun jika ditelusuri lebih awal lagi, akan kita temui nama nama seperti Georg Simmel dan Max Weber.
Selanjutnya, dalam teori interaksi simbolik oleh Blummer (dalam Poloma, 1996:296) mengemukakan tiga asumsi diantaranya:
1.      Manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna makna yang ada pada suatu itu bagi mereka.
2.      Makna tersebut berasal dari interaksi sosial seseorang dengan sesamanya atau orang lain.
3.      Makna makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial berlangsung.
Bagi Blummer (1969), yang terjadi pada suatu interaksi dalam masyarakat adalah bahwa proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang menciptakan dan bahkan menghancurkan aturan aturan dan bukan sebaliknya, bahwa aturan lah yang menghancurkan dan menciptakan kehidupan kelompok. Menurut teori interkasi simbolik, dalam kehidupan sehari sehari yang terjadi adalah tindakan bersama. Masyarakat dianggap produk dari interaksi simbolik. Interaksi manusia ke masyarakat di tandai dengan penggunaan symbol symbol, penafsiran, dan kepastian makna dari tindakan orang lain. Dengan demikian  semua penjelsan tentang teori interaksi simbolik diatas nampaknya cukup relevan untuk dijasikan tuntutan dan pegangan  dalam rangka memahamu fenomena komunikasi.
            Interaksionisme simbolik dikemukakan oleh Blummer mengandung sejumlah ide ide dasar, diantaranya:
1.      Mayarakat terdiri atas manusia yang berinteraksi, kegiatan tersebut saling bersesuaian melalui tindakan  bersama, membentuk apa yang dikenal sebagai organisasi atau struktur sosial
2.      Interaksi terdiri atas berbagai kegiatan manusia yang berhubungan dengan kegiatan manusia lain. Interkasi simbolik mencakup penafsiran tindakan. Bahasa merupakan symbol yang paling umum berlaku dalam masyarakat.
3.      Objek objek tidak mempunyai makna yang intrinsic, makna lebih adalah produk interaksi simbolik. Objek objek dapat diklarifiksikan dalam tiga kategori : (a) objek fisik, (b) objek sosial, (c) objek abstrak seperti nilai nilai. Objek adalah segala sesuatu yang berkaitan denganya. Dunia objek dapat dibuat, disetujui, ditransformir, dan dikesampingkan lewat interaksi simbolik. Objek dapat berbentuk atau terbentuk secara sosial.
4.      Manusia tidak hanya mengenal objek eksternal. Mereka dapat melihat diri mereka sebagaiobjek. Pandangan terhadap diri sendiri ini terlahir di saat proses interkasi simbolik.
5.      Tindakan manusia adalah tindakan interpretative yang dibuat oleh manusia itu sendiri.
6.      Tindakan tersebut saling dikaitkan dan disesuaikan oleh anggota anggota kelompok. Hal ini disebut sebagai tindakan bersama yang dibatasi sebagai “ organisasi sosial dari perilaku tindakan tindakan sebagai manusia”.  Tindakan berulang ulang dan stabil, dan melahirkan apa ang disebut dengan kebudayaan dan aturan sosial (Poloma, 1996:269).
            Menurut Blummer, actor akan memilih, memeriksa, berfikir,, mengelompokan, dan mentransformasikan makna dalam kaitanya dengan situasi dimana dan kemana arah tindakannya. Individu bukan dikelilingi oleh lingkungan objek objek potensial yang mempermainkanya dan membentuk perilakunya, tetapi indvidu membentuk objek objek itu. Individu berupaya mengkreasi objek objek yang berbeda, memberi arti, menilai kesesuaiannya dengan tindakan, mengambil keputusan berdasarkan penilaian tersebut.
            Bagi Blummer (1969), yang terjadi pada suatu interaksi dalam masyarakat adalah bahwa proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang menciptakan dan bahkan menghancurkan aturan aturan dan bukan sebaliknya, bahwa aturan aturanlah yang menciptakan dan menghancurkan kehidupan kelompok menurut teori interaksi simbolik. Maysrakat dianggap produk dari interaksi simbolik. Interkasi manusia dalam masyarakat dintandai oleh penggunaan symbol symbol, penafsiran, dan kepastian makna dari tindakan orang lain.
            Blummer (1969) menyatakan bahwa interaksi simbolik manusia dijematani oleh penggunaan symbol symbol, oleh penafsiran makna dari tindakan orang lain. Ia tidak mendesakkan prioritas dominasi kelompok atau struktur, tetapi melihat tindakan kelompok sebagai kumpulan tindakan individu. Katanya, masyarakat harus dilihat sebagai terdiri atas tindakan orang orang dan kehidupan masyarakat terdiri atas tindakan orang lain.
            Dalam interkasionisme simbolik, dijelaskan bahwa individu  dapat mencapai perkembangan diri dan menyeluruh melalui interaksi dengan orang lain. Melalui pelaksanaan sikap dan perilakunya, individu mengembangkan  perbendaharaan respons, persepsi dan penafsiran terhadap objek melalui tindakan orang lain. Menurut Mead (1922:120-161), “manusia maupun peraturan sosial berada dalam proses akan jadi, bukan sebagai fakta yang sudah lengkap”.
            Tentang interaksi simbolik ini Blummer (1969:2-4) mengatakan bahwa yang menjadi dasar dalam interaksi simbolik adalah dua karakteristik yang sangat penting yaitu “ perilaku manusia berbeda antara yang satu dengan yang lainya, bersifat sosial dan terdiri atas tindakan tindakan”. Oleh karena secara inheren, manusia adalah “organisme yang aktif secara sosial”. Proses penafsiran, yakni kemampuan simboliknya membuat manusia menjadi makhluk yang unik.
C.    Konsep Pemikiran Interaksi Simbolik
Pemkiran pemikiran George Hebert Mead mula mula di pengaruhi oleh teori evolusi Darwin yang menyatakan bahwa organisme terus menerus terlihat dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Mead berpendapat bahwa manusia adalah makhluk yang paling rasional  dan memiliki kesadaran akan dirinya. Di samping itu Mead juga menerima pandangan Darwin yang menyatakan bahwa dorongan biologis memberikan motivasi bagi perilaku atau tindakan manusia, dengan dorongan dorongan tersebut mempunyai sifat sosial. Disamping itu Mead juga sependapat dengan Darwin yang menyatakan bawah komunikasi merupakan ekspresi dari perasaan. Mead juga dipengarusi oleh Idealisme Hegel dan John Dewey. Gerakan adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh seseorang dalam hubunganya dengan pihak lain. Sehubungan dengan ini Mead berpendapat bahaw manusia mempunyai kemampuan untuk menanggapi diri sendiri secara sadar dan kemampuan tersebut memerlukan daya piker tertentu, khususnya daya piker reflektif. Namun, ada kalanya terjadi tindakan manusia dalam interaksi sosial munculnya reaksi secara sepontan dan seolah olah tidak melalui pemikiran dan hal ini biasa dibilang terjadi pada binatang.
Bahasa atau komunikasi melalui symbol symbol adalah merupakan isyarat  yang mempunyai arti khusus yang muncul terhadap individu lain yang memiliki ide yang sama dengan isyarat isyarat dan symbol symbol akan terjadi pemikiran (mind). Manusia mampu membanyangkan dirinya secara sadar
Konsep diri menurut Mead, pada dasarnya terdiri atas jawaban I divide atas pertanyaan “siapa aku”. Konsep diri terdiri atas kesadaran individu mengenai keterlibatanya yang khsuus dalalam seperangkat hubungan sosial yang sedang berlangsung. Kesadaran diri merupakan hasil dari suatu proses reflektif yang tidak kelihatan dan individu individu itu melihat tindakan tindakan  pribadi atau yang bersifat potensial dari titik pandang orang lain dengan siapa si individu itu berhubungan. Pendapat Mead tentang pikiran, menyatakan bahwa pikiran mempunyai corak sosial, percakapan dalam batin adalah percakapan anatara aku dengan yang lainnya di dalam aku. Untuk itu, dalam pikiran saya memberi tanggapan kepada diri saya atas cara mereka akan memberi tanggapan kepada saya.
Kedirian (diri) diartikan sebagai suatu konsepsi individu terhadap dirinya sendiri dan konsepsi orang lain terhadap dirinya. Konsep tentang diri dinyatakan bahwa individu adalh subjek yang berperilaku. Dengan demikian , maka dalam diri itu tidaklah semata semata pada anggapan orang secara pasif mengenai reaksi reaksi dan definisi definisi orang lain saja. Menurut pendapatnya, diri sebagai subjek yang bertindak ditunjuk dengan konsep “I” dan diri sebagai objek ditunjuk dengan konsep”me”dan Mead telah menyadari tentang determinisme soal ini. Dia bermaksud mengurangi dan menetralisasi dengan membedakan di dalam diri anatara dua unsur konstitutifis, yang satu disebut “me” atau “daku” yang lain “I” atau “aku”. Me adalah unsur sosial yang mencakup generalized other. Teori Mead tentang konsep diri yang terbentuk dari dua unsur yaitu “I” dan “me” itu sangat rumit dan sulit untuk di pahami.
Mead adalah pemikir yang sangat penting dalam sejarah interaksionisme simbolik. Interaksionisme simbolik di dasarkan pada ide ide mengenai diri dan hubunganya dengan masyarakat. Ralph Larossa dan Donald C.Reitzes (193) mengatakan bahwa ada tiga tema besar yang mendasari interaksi simbolik (west & Turner, 2008:98-104).
1.      Pentingnya makna bagi perilaku manusia
a.       Manusia bertindak terhadap orang lain berdasarkan makna yang diberikan orang lain terhadap mereka.
b.      Makna yang diciptakan dalam interaksi antarmanusia
c.       Makna dimodifikasi melalui proses interpreif
2.      Pentingnya konsep mengenai diri
a.       Individu individu mengembangkan konsep diri melalui interkasi dengan orang lain
b.      Konsep diri memberikan sebuah motif penting untuk berperilaku
c.       Hubungan antara individu dengan masyarakat. Orang dan kelompok kelompok yang dipengaruhi oelh proses budaya dan sosial. Strktur sosial dihasilkan melalui interkasi sosial.










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Interaksi manusia dimediasi oleh penggunaan simbol-simbol, oleh interpretasi, atau oleh penetapan makna dari tindakan orang lain. Mediasi ini ekuivalen dengan pelibatan proses interpretasi antara stimulus dan respon dalam kasus perilaku manusia. Pendekatan interaksionisme simbolik memberikan banyak penekanan pada individu yang aktif dan kreatif ketimbang pendekatan-pendekatan teoritis lainnya. Pendekatan interaksionisme simbolik berkembang dari sebuah perhatian ke arah dengan bahasa; namun Mead mengembangkan hal itu dalam arah yang berbeda dan cukup unik. Pendekatan interaksionisme simbolik menganggap bahwa segala sesuatu tersebut adalah virtual.

                        Interaksionisme Simbolik adalah cara kita menginterpretasikan dunia dalam artian bagaimana cara kita memandang dan mengartikan sesuatu hal yang biasanya bersifat umum ataupun khusus, teori ini di gunakan untuk mengacu konsep yang awalnya dikembangkan oleh Mead dan kemudian dilanjutkan oeleh Blummer. Teori ini melihat realitas sosial diciptakan manusia melalui interaksi interaksi, makna makana yang disampaikan secara simbolik. Symbol symbol ini tercipta dari esensi budaya diri manusia yang saling berhubungan. Interaksi simbolik berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang sudut manusia yang artinya, perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang terbentuk dan diatur  dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka



DAFTAR PUSTAKA

Mulyana,Deddy.2002.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Morrisan, Dkk.2009.Teori Komunikasi.Bogor:Ghalia Indonesia
Nurhadi,Dzikri fahrul.2015.Teori Teori Komunikasi : Teori Komunikasi dalam Perspektif Penelitian Kualitatif. Bogor: Ghalia Indonesia



Post a Comment (0)
Previous Post Next Post

Smartwatch

Random Products