Source : www.pressrecruitment.com.au |
Media
merupakan perantara, yang dalam pembahasan kali ini yaitu perantara untuk
mentransformasikan ilmu kepada siswa. Media digunakan dalam rangka hubungan
(komunikasi) pada proses pembelajaran. Beberapa media yang paling akrab dan
hampir semua sekolah memanfaatkan adalah media cetak (buku) dan papan tulis.
Selain itu, banyak juga sekolah yang telah memanfaatkan jenis media lain
seperti gambar, model, overhead projektor (OHP) dan obyek‑obyek nyata.
Sedangkan media lain seperti kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai),
serta program pembelajaran komputer masih jarang digunakan meskipun sebenamya
sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar guru. Meskipun demikian, sebagai
seorang guru alangkah baiknya Anda mengenal beberapa jenis media pembelajaran
tersebut. Hal ini dimaksudkan agar mendorong kita untuk mengadakan dan
memanfaatkan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Karakteristik
Para
ahli diatas telah membuat taksonomi mengenai media pembelajaran. Dari
sekian pengelompokan tersebut, secara garis besar media pembelajaran dapat
diklasifikasikan atas: media grafis, media audio, media proyeksi diam (hanya
menonjolkan visual saja dan disertai rekaman audio), dan media
permainan-simulasi.
Media Grafis
Karakteristik
yang dimiliki adalah: bersifat kongkret, dapat mengatasi batasan ruang dan
waktu, dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang masalah apa saja dan pada
tingkat usia berapa saja, murah harganya dan mudah mendapatkan serta
menggunakannya, terkadang memiliki ciri abstrak (pada jenis media diagram),
merupakan ringkasan visual suatu proses, terkadang menggunakan simbul-simbul
verbal (pada jenis media grafik), dan mengandung pesan yang bersifat
interpretatif.
Media audio
Secara
umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut: mampu
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya
luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat
mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya,
dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah,
sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau
program terikat dengan jadwal siaran.
Media proyeksi diam.
Karakteristik
umum media ini adalah: pesan yang sama dapat disebarkan ke seluruh siswa secara
serentak, penyajiannya berada dalam kontrol guru, cara penyimpanannya mudah
(praktis), dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan indera, menyajikan
obyek -obyek secara diam (pada media dengan penampilan visual saja), terkadang
dalam penyajiannya memerlukan ruangan gelap, lebih mahal dari kelompok media
grafis, sesuai untuk mengajarkan keterampilan tertentu, sesuai untuk belajar
secara berkelompok atau individual, praktis dipergunakan untuk semua ukuran
ruangan kelas, mampu menyajikan teori dan praktek secara terpadu, menggunakan
teknik-teknik warna, animasi, gerak lambat untuk menampilkan obyek/kejadian
tertentu (terutama pada jenis media film), dan media film lebih realistik,
dapat diulang-ulang, dihentikan, dsb., sesuai dengan kebutuhan.
Media permainan dan simulasi
Ciri
atau karakteristik dari media ini adalah: melibatkan pebelajar secara aktif
dalam proses belajar, peran pengajar tidak begitu kelihatan tetapi yang
menonjol adalah aktivitas interaksi antar pebelajar, dapat memberikan umpan
balik langsung, memungkinkan penerapan konsep-konsep atau peran-peran ke dalam
situasi nyata di masyarakat, memiliki sifat luwes karena dapat dipakai untuk
berbagai tujuan pembelajaran dengan mengubah alat dan persoalannya sedikit
saja, mampu meningkatkan kemampuan komunikatif pebelajar, mampu mengatasi
keterbatasan pebelajar yang sulit belajar dengan metode tradisional, dan dalam
penyajiannya mudah dibuat serta diperbanyak. Sebagian ahli lain mengelompokkan
media berdasarkan pada tingkat teknologi yang digunakan, mulai dari media
dengan teknologi rendah hingga yang menggunakan teknologi tinggi. Jika
media digolongkan atas dasar tingkat teknologi yang digunakan, maka penggolongan
media sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Media tertentu akan dapat
mengalami perubahan dalam penggolongannya. Kelompok media ini sering disebut
sebagai media pameran (displayed media). Jenis media yang tidak diproyeksikan
antara lain; realia, model, dan grafis. Ketiga jenis media ini dapat
dikategorikan sebagai media sederhana yang penyajiannya tidak memerlukan tenaga
listrik. Walaupun demikian media ini sangat penting bagi siswa karena mampu
menciptakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup dan lebih menarik.
.Media realia
Media realia adalah benda nyata yang
digunakan sebagai bahan atau sumber belajar. Pemanfaatan media realia tidak
harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas, melainkan dapat juga dengan
cara mengajak siswa melihat langsung (observasi) benda nyata tersebut ke
lokasinya. Realia dapat digunakan dalam kegiatan belajar dalam bentuk
sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada pengubahan kecuali dipindahkan
dari kondisi lingkungan aslinya. Ciri media realia yang asli adalah benda yang
masih dalam keadaan utuh, dapat dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang
sebenarnya, dan dapat dikenali sebagai wujud aslinya. Media realia sangat
bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak memiliki pengalaman terhadap benda
tertentu. Misalnya untuk mempelajari binatang langka, siswa diajak melihat
badak yang ada di kebun binatang. Selain observasi dalam kondisi aslinya,
penggunaan media realia juga dapat dimodifikasi. Modifikasi media realia bisa
berupa: potongan benda (cutaways), benda contoh (specimen), dan pameran (exhibid).
Cara
potongan (cutaways) adalah benda sebenarnya tidak digunakan secara utuh atau
menyeluruh, tetapi hanya diambil sebagian saja yang dianggap penting dan dapat
mewakili aslinya. Misalnya binatang langka hanya diambil bagian kepalanya
saja. Benda contoh (specimen) adalah benda asli tanpa dikurangi
sedikitpun. Yang dipakai sebagai contoh untuk mewakili karakter dari sebuah
benda dalam jenis atau kelompok tertentu. Misalnya beberapa ekor ikan hias dari
jenis tertentu, yang dimasukkan dalam sebuah toples berisi air untuk diamati di
dalam kelas. Pameran (exhibit) menampilkan benda‑benda tertentu yang
dirancang seolah‑olah berada dalam lingkungan atau situasi aslinya. Misalnya
senjata‑senjata kuno yang masih asli ditata dan dipajang seolah‑olah
mengambarkan situasi perang pada jaman dulu. Secara teori, penggunaan media
realia ini banyak kelebihannya, misalnya dapat memberikan pengalaman nyata
kepada siswa. Namun dalam prakteknya banyak benda‑benda nyata yang tidak mudah
dihadirkan dalam bentuk yang sebenarnya yang disebabkan oleh keterbatasan‑keterbatasan
tertentu. Oleh karena itu perlu ada jenis media lain sebagai penggantinya,
seperti dijelaskan berikut ini.
Media model
Media model diartikan sebagai benda
tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari
benda yang sesungguhnya. Penggunaan model sebagai media dalam pembelajaran
dimaksudkan untuk mengatasi kendala tertentu untuk pengadaan realia. Model
suatu benda dapat dibuat dengan ukuran yang lebih besar, lebih kecil atau sama
dengan benda sesungguhnya. Model juga bisa dibuat dalam wujud yang lengkap
seperti aslinya, bisa juga lebih disederhanakan hanya menampilkan bagian/ciri
yang penting. Contoh model adalah: candi borobudur, pesawat terbang atau tugu
monas yang dibuat dalam bentuk mini.
Media grafis
Media
grafis tergolong jenis media visual yang menyalurkan pesan lewat simbol‑simbol
visual. Grafis juga berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian
pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan
jika hanya dijelaskan melalui penjelasan verbal saja. Banyak konsep yang justru
lebih mudah dijelaskan melalui gambar daripada menggunakan kata kata verbal.
Ingat ungkapan "Satu gambar berbicara seribu kata". Semua media
grafis, baik itu berupa gambar, sketsa bagan, grafik atau media visual yang
lain harus dibuat dengan memperhatikan prinsip‑prinsip umum. Sebagai salah satu
media visual, grafis harus diusahakan memenuhi ketentuan‑ketentuan agar
menghasilkan visual yang komunikatif. Untuk lebih mudah diingat, ketentuan
tersebut dinyatakan dalam akronim "VISUALS" (singkatan dari Visible,
Interesting, Simple, Useful, Accurate, Ligitimate, dan Structured). Secara
singkat prinsip umum pembuatan visual itu dapat dijelaskan sebagai berikut. Visible berarti
mudah dilihat oleh seluruh sasaran didik yang akan memanfaatkan media yang kita
buat. Interesting artinya menarik, tidak monoton dan fidak membosankan. Simple artinya
sederhana, singkat, dan tidak berlebihan. Useful maksudnya adalah
visual yang ditampilkan harus dipilih yang benar-benar bermanfaat bagi sasaran
didik. Jangan menayangkan tulisan terlalu banyak yang sebenamya kurang
penting. Accurate artinya isinva harus benar dan tepat sasaran. Jika
pesan yang dikemas dalam media visual salah, maka dampak buruknya akan sulit
terhapus dari ingatan siswa. Legitimate adalah bahwa visual yang
ditampilkan harus sesuatu yang sah dan masuk akal. Visual yang tidak logis atau
tidak lazim akan dianggap janggal oleh anak. Structured maksudnya
visual harus terstruktur atau tersusun dengan baik, sistematis, dan runtut
sehingga mudah dipahami pesannya.
Media
grafis banyak jenisnya, misalnya: gambar/foto, sketsa, bagan, diagram, grafik,
poster, kartun dan sebagainya. Berikut ini dijelaskan beberapa diantara jenis
grafis tersebut.
Gambar/foto
Gambar/foto
adalah media yang paling umum dipakai dalam pembelajaran. Gambar/foto sifatnya
universal, mudah dimengerti, dan tidak terikat oleh keterbatasan bahasa.
Beberapa kelebihan media gambar/foto antara lain:
• sifatnya
konkrit
• dapat
mengatasi batasan ruang, waktu dan indera
• harganya
relatif murah serta mudah dibuat dan digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Selain
kelebihan, gambar/foto juga memiliki kelemahan, antara lain:
• jika
gambar terlalu kompleks, akan kurang efektif untuk tujuan pembelajaran
tertentu.
Agar
lebih bermanfaat dalam pembelajaran, maka gambar/foto hendaknya memenuhi
persyaratan berikut :
• otentik,
artinya dapat menggambarkan obyek/peristiwa seperti jika siswa melihat langsung
• sederhana,
artinya harus menunjukkan dengan jelas bagian‑bagian pokok dari gambar tersebut
Sketsa
Sketsa
adalah gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian‑bagian pokoknya
tanpa detail. Selain dapat menarik perhatian siswa, sketsa dapat menghindarkan
verbalisme dan memperjelas pesan. Sketsa dapat dibuat langsung oleh guru,
karena itu harganya pasti murah (bahkan bisa tanpa biaya). Satu-satunya
hambatan yang sering dikemukakan adalah guru tidak bisa menggambar. Padahal
setiap orang pasti memiliki kemampuan dasar mengganbar, dan itu sudah cukup
sebagai modal membuat sketsa untuk memperjelas sajian kita.
Diagram/skema
Diagram/skema
merupakan suatu gambar sederhana yang menggunakan garis‑garis dan simbol‑simbol.
Diagram menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Diagram
menunjukkan hubungan yang ada antara komponennya atau sifat‑sifat proses yang
ada di sana. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk untuk memahami komponen
dan mekanisme kerja peralatan tertentu. Misalnya kalau kita membeli peralatan
elektronik, biasanya disertai sebuah diagram mengenai komponen alat tersebut,
fungsi, dan cara pengoperasian. Jika digunakan dalam pembelajaran, diagram bisa
menyederhanakan sesuatu yang kompleks sehingga dapat membantu memperjelas
penyajian guru. Kelebihannya diagram dapat menyajikan materi yang luas dan
kompleks menjadi lebih padat dan sederhana. Namun untuk bisa memahami diagram,
siswa harus memiliki atar belakang tentang materi yang didiagramkan. Diagram
yang baik haruslah:
• benar
datanya
• rapi
• diberi
judul dan penjelasan seperlunya
• ukurannya
cukup dan dapat dilihat oleh siswa dalam jumlah yang diinginkan
Bagan/chart
Fungsi
bagan/chart yang pokok adalah menyajikan ide‑ide atau konsep yang sulit
sehingga lebih mudah dicerna siswa. Bagan mampu memberikan ringkasan butir‑butir
penting dari suatu penyajian. Dalam bagan/chart sering dijumpai bentuk grafis
yang lain seperli gambar, diagram, kartun atau lambang verbal. Agar menjadi
media yang baik, bagan hendaknya dibuat:
• secara
sederhana
• lugas
• tidak
berbelit‑belit
• up
to date.
Ada
beberapa macam bentuk bagan, yaitu: bagan pohon, bagan arus dan bagan garis
waktu. Bagan pohon biasanya digunakan untuk menunjukkan sifat, komposisi atau
hubungan antar kelas.
Grafik
Grafik
merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau
bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Grafik digunakan untuk
menjelaskan perkembangan atau perbandingan suatu obyek yang saling berhubungan.
Grafik biasanya disusun berdasarkan prinsip matematika dan menggunakan data
komparatif. Ada beberapa. bentuk grafik, antara lain: grafik garis, grafik
batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar. Beberapa kelebihan grafik dalam
pembelajaran antara lain:
• memungkinkan
kita mengadakan analisis, penafsiran dan perbandingan antar data‑data
yang disajikan, baik dalam ukuran, jumlah, pertumbuhan, maupun
arah tertentu
• bermanfaat
untuk mempelajari hubungan kuantitatif antar beberapa data
• penyajian
pesannya cepat, jelas, menarik, ringkas, dan logis.
Semakin
rumit data yang akan disajikan akan semakin efektif bila disajikan melalui
grafik. Grafik yang baik haruslah:
• jelas
untuk dilihat dan dibaca siswa
• hanya
menyajikan satu ide/pokok masalah
• menggunakann
warna‑warna kontras dan harmonis
• dibuat
secara ringkas dan diberikan judul
• sederhana,
menarik, teliti dan mampu "berbicara sendiri" (begitu siswa membaca,
langsung mengerti maksudnya).
Media yang diproyeksikan
Transparansi OHP
Berbeda
dengan media‑media visual terdahulu yang tidak memerlukan alat penyaji,
transparansi OHP visualnya diproyeksikan ke layar menggunakan proyektor. Media
ini terdiri dari dua perangkat, yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat
keras (hardware). Perangkat lunaknya berupa transparansi yang disebut OHT (overhead
transparancy). Sedangkan perangkat lunaknya adalah OHP (overhead projector).
Beberapa kelebihan media transparansi OHP adalah:
• tidak
memerlukan ruangan gelap, sehingga aktivitas belajar siswa dapat berjalan
seperti biasa
• praktis,
dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas dan ruangan, dan bisa disajikan
tanpa layar khusus (dapat langsung ke dinding kelas)
• memberi
kemungkinan siswa mencatat informasi yang ditayangkan
• bisa
disajikan dengan berbagai variasi yang menarik sehingga tidak membosankan
• transparansi
dapat dicopy dan dibagikan kepada siswa sebagai hand out
• dapat
dipakai guru sebagai pointer (pokok‑pokok materi)
• dapat
dipakai berulang‑ulang
• guru
dapat mengatur, mengurutkan, dan merevisi materi yang akan disajikan
• guru
bebas mengatur waktu, kecepatan, dan teknik penyajiannya
•
mudah pembuatannya, tulisan dapat dihapus, ditambah, atau dikurangi serta
mudah pengoperasiannya
• visual
yang disajikan jauh lebih menarik dibandingkan kalau hanya digambar di papan
tulis
• guru
dapat bertatap muka (tidak perlu membelakangi siswa) sambil menggunakan OHP
• lebih
bersih dan sehat jika dibandingkan dengan menggunakan kapur dan papan tulis
Meskipun
banyak kelebihannya media ini juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan,
yaitu:
• tergantung
pada adanya aliran listrik
• urutan
penyajianya mudah kacau jika sebelumnya tidak dipersiapkan secara sistematis
• bagi
sekolah‑sekolah tertentu, pengadaan peralatannya masih dirasakan mahal
• bila
rusak, misalnya lampunya putus, suku cadangnya sulit diperoleh, khususnya untuk
sekolah yang jauh dari kota besar
• untuk
jenis OHP tertentu, tidak mudah dibawa kemana-mana.
Oleh
karena media OHP ini sudah banyak dimiliki dan digunakan oleh banyak sekolah,
maka pemanfaatan media ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian akhir modul
ini.
Film Bingkai/slide
Film
bingkai/slide adalah suatu film transparan yang umumnya berukuran 35 mm. Dalam
satu paket program film bingkai berisi beberapa bingkai film yang terpisah satu
sama lain. Sebagai suatu program, maka durasi (lama putar) film bingkai sangat
bervariasi, tergantung jumlah bingkai filmnya. Waktu yang diperlukan untuk
menayangkan setiap bingkai juga bervariasi. Film bingkai ada juga yang
dilengkapi dengan paralatan audio, sehingga selain gambar, juga bisa menyajikan
suara. Film bingkai yang dilengkapi dengan audio dinamakan film bingkai suara
atau slide suara. Dalam beberapa hal, manfaat film bingkai ini sebenarnya
hampir sama dengan transparansi OHP, hanya saja kualitas visual yang dihasilkan
jauh lebih bagus. Dengan demikian potensi dan kelebihan yang ada pada
transparansi OHP juga dimiliki oleh film bingkai. Kelemahan media ini
dibandingkan OHP adalah biaya produksi dan peralatannya lebih mahal.
Pengoperasiannya juga kurang praktis. Untuk menyajikan film bingkai ini
diperlukan alat yang disebut proyektor slide. Karena faktor kemahalan dan
kurang praktis tersebut, maka penggunaan media ini kurang populer di sekolah.
Apalagi saat ini sudah ada program komputer yaitu Power Point yang lebih
murah dan lebih praktis penggunaannya.
Media Audio
Media
audio yang dibahas di sini khusus kaset audio karena media inilah yang paling
sering digunakan di sekolah. Program kaset audio termasuk media yang sudah
memasyarakat hingga ke pelosok pedesaan. Program kaset audio merupakan sumber
yang cukup ekonomis karena biaya yang diperlukan untuk pengadaan dan perawatan
cukup murah. Beberapa kelebihan program audio adalah:
• untuk
jumlah sasaran yang banyak, biaya produksi dan penggandaannya relatif murah
• jika
diperlukan, rekaman dapat dihapus dan kasetnya masih dapat dipergunakan
• peralatan
penyajinya (tape recorder) juga termasuk murah bila dibandingkan dengan
peralatan audio visual lainnya
• pengoperasian
dan perawatannya juga mudah, tempat perbaikannya mudah ditemukan di sekitar
sekolah
• program
kaset audio dapat menyajikan kegiatan, materi pelajaran dan sumber belajar yang
berasal dari luar kelas/sekolah seperti: hasil wawancara, rekaman peristiwa,
dan dokumentasi sehingga dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
Program
audio sangat cocok untuk menyajikan materi pelajaran yang bersifat auditif,
seperti pelajaran bahasa asing dan seni suara. Program audio mampu menciptakan
suasana yang imajinatif dan membangkitkan sentuhan emosional bagi siswa. Dalam
pelajaran sejarah misalnya, kita tidak mungkin memperoleh suara asli patih
Gajahmada. Melalui program audio, secara imajinatif kita bisa menghadirkan
suara tokoh Gajahmada yang gagah berani dan patriotik. Program ini bisa
digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan‑pesan afektif kepada siswa
sehingga memberikan kesan mendalam di hati siswa. Adapun kelemahannya adalah:
• daya
jangkaunya terbatas, tidak bisa didengarkan secara masal (kecuali disiarkan
melalui radio)
• jika
jumlah sasarannya sedikit dan hanya sekali pakai, maka biaya produksi manjadi
mahal
• cenderung
verbalistik karena semua informasi hanya disajikan melalui suara, sehingga
sulit dipergunakan untuk menyajikan materi yang bersifat sangat teknis,
praktek, dan eksak.
Media video
Media
video merupakan salah satu jenis media audio visual. Jenis media audio visual
lain misalnya film. Tetapi yang akan dibicarakan di sini hanyalah media video,
karena media inilah yang sudah banyak dikembangkan untuk keperluan
pembelajaran. Sebagian besar fungsi film sudah bisa digantikan oleh media
video. Biaya produksi dan perawatan video juga lebih murah. dibandingkan film.
Pengoperasianyapun jauh lebih praktis. Sehingga tak heran bila media video saat
ini lebih populer dan diminati dibandingkan media film. Oleh sebab itu saat ini
media video telah banyak diproduksi untuk keperluan pembelajaran.
Pemanfaatan
video dalam proses pembelajaran di sekolah bukan lagi sesuatu yang aneh. Saat
ini banyak sekolah yang telah memiliki dan memanfaatkan program video
pembelajaran di sekolah. Media video memiliki banyak kelebihan dibanding
OHP, slide, dan audio. Sebagai media audio visual, video dapat menampilkan
suara, gambar, dan gerakan, sekaligus. Sehingga media ini efektif untuk
menyajikan berbagai topik pelajaran yang sulit disampaikan melalui informasi
verbal.
Kemampuan
video untuk memanipulasi waktu dan ruang dapat mengajak siswa melanglang buana
walaupun dibatasi oleh dinding ruang kelas. Obyek‑obyek yang terlalu kecil,
terlalu besar atau obyek langka dan berbahaya dapat dihadirkan ke ruang kelas.
Bahkan video dapat menghadirkan obyek yang hanya ada di lain benua dan luar
angkasa. Singkatnya, media ini mampu "membawa dunia ke dalam kelas" .
Pesan
yang dapat disajikan melalui video dapat bersifat fakta (obyek, kejadian, atau
informasi nyata), dapat pula bersifat fiktif. Pada mata pelajaran yang banyak
mempelajari keterampilan motorik, media video sangat diperlukan. Dengan
kemampuanya untuk menyajikan gerakan lambat (slow motion), maka media ini akan
memudahkan siswa mempelajari prosedur gerakan tertentu secara lebih rinci dan
jelas.